Jadi apabila kita hanya punya satu saja hal itu tak percumah pada akhirnya. yang menjadi maslah kapan kita terus mengali keyakinan kita dan mempraktekannya, pada dasarnya hal ini wajar karena kita kadang takut jika salah dalam bertindak, tapi sejauh mana kita harus berhenti karena pada kenyataannya apa yang ada sekarang ini sifatnya sementara sedangkan keyakinan dan iman itu sendiri sangat luas. Maka ada salahnya keyakinan/iman itu diuji dalam suatu wadah yaitu interaksi dengan mahluk lain. Dalam hal ini kita dapat mengetahui seberapakah dalam keyakinan/iman kita bila dihubungkan dengan realita yang sebenarnya terjadi dan apakah keyakinan kita itu benar adanya. Jadi disini adalah ajang membuktikan bahwa yang kita yakini benar adanya or malah salah sama sekali or malah kita ternyata kurang yakin dengan apa yang kita yakini sendiri. Jadi jika bicara keyakinan sodorkanlah bukti bukan hanya pernyataan belaka. demikian dengan cinta bila kita mencintai seseorang maka, katakanlah bahwa anda punya konsep yang cukup bagus , tapi bagaimana anda sendiri tau konsep itu sudah sesuai, benar atau malah salah, maka kata kuncinya hanya satu dicoba maka anda tau dimanakah tingkat kepaham anda tentang cinta itu sendiri dan sampai pada tingkat manakah anda sekarang. so kenapa kita harus menunggu kesempurnan kalo pada akhirnya kita tidak mempraktekannya bukankah hal itu juga percumah adanya. sory banget bahasanya mungkin kurang tepat lagi kesusahan klo pakek bahasa terlalu ilmiah wakakakak. nanti klo dapet ide lagi wa perbaikin deh rasanya topik ini blom 100 % dibahas dan ada yang masih menganjal kok rasanya cukup susuah juga di ungkapkan dalam bahasa lisan wakakakkaka.... wakakkaak cerah deh sekarang. OK deh pokoknya gini aja deh jika... kamu emang mampu or isa bantu bantulah dengan semampumu dan sebisamu, bukan hanya dengan ucapan tapi tindakan. buktikan ketulusanmu wkakakkaaka.... filusuf banget bro wkakakak
Sesuatu itu mudah kalau hanya dikatakan, lakukanlah maka kamu tahu seberapa mudah dan sulitnya sesuatu itu dilakukan
Ujian yang sebenarnya dalam hidup adalah ketika idealisme bertemu dengan realitas yang ada, bukan idealisme diuji dengan idealisme yang lain
No comments:
Post a Comment