my pets

my pets
ngaco abis ini mah bukan pet, but dari game kok

Tuesday, November 18, 2008

Kecanduan seksual

Tidak seperti orang sehat yang mencari perkawanan dan seks sebagai pelengkap bagi kehidupan mereka, para pecandu seks dan cinta mencari-cari sesuatu di luar dirinya (seseorang, suatu hubungan atau pengalaman) yang akan memberinya stabilitas kehidupan dan emosional. Disadari atau tidak, kehidupan emosional mereka memang tidak stabil. Serupa dengan pecandu obat atau alkohol, para pecandu seks dan cinta ini menggunakan pengalaman-pengalaman romantis/seksualnya untuk “memperbaiki” dirinya sendiri dan mencoba menstabilkan emosinya.

Karena merasa dirinya kurang berharga dan tidak sungguh-sungguh dicintai. Pecandu ini percaya bahwa hanya dengan “tidak terlibat dalam permainan” akan memecahkan persoalannya. Kalau ia kecanduan seks, maka dengan tidak bersenggama, ia otomatis akan sembuh. Padahal, kemudian mereka menyadari bahwa persoalan mereka muncul kembali setiap kali ada peluang atau potensi keintiman, setiap kali mereka menjalin hubungan.


Tanda-tanda Khas Kecanduan Cinta:
• Terus menerus mencari pasangan seks, romansa baru, atau orang penting lainnya.
• Ketidakmampuan atau sulit bersendiri.
• Selalu mencari pasangan yang merusak atau yang tak bisa berbagi perasaan.
• Menggunakan seks, rayuan dan intrik untuk mengikat atau memegang pasangan.
• Menggunakan seks atau kekuatan romantis untuk menolerir pengalaman-pengalaman berat atau perasaan-perasaan sulit.
• Kehilangan pengalaman-pengalaman keluarga, karir atau sosial demi memelihara hubungan romantis atau seksual.
• Jika sedang berhubungan, merasa tak berpijak atau tidak bahagia; sebaliknya kalau sedang tak menjalin hubungan, merasa kesepian dan putus asa.
• Menghindari seks atau hubungan untuk waktu cukup lama demi “memecahkan persoalan.”
• Tidak mampu meninggalkan hubungan yang tidak sehat meskipun berkali-kali berjanji pada diri sendiri atau orang lain.
• Kembali ke hubungan lama yang menyakitkan atau tak terkendali meskipun berkali-kali berjanji pada diri sendiri atau orang lain.
• Menganggap pengalaman-pengalaman seks dan romantis sebagai cinta.


Di dalam diri pecandu seks atau cinta, tanda-tanda atau gejala-gejala di atas menunjukkan pola kuat ketidakstabilan emosi yang mengarah pada isolasi, sakit hati dan rasa kehilangan. Bukan berarti kalau ada orang yang menunjukkan satu atau dua gejala di atas, maka mereka adalah pecandu cinta/seks. Banyak orang yang pertimbangannya sedikit melenceng pada saat menghadapi persoalan berat atau orang yang sulit. Akan tetapi, kalau gejala-gejala itu terus menerus berlangsung, dalam situasi sulit maupun biasa, maka besar kemungkinan ia memang pecandu seks/cinta.


Para pecandu seks atau cinta yang tidak mengikuti terapi penyembuhan, seperti pecandu lainnya, tidak akan sanggup belajar dari kesalahan-kesalahan dan akibat-akibat yang dialaminya. Peribahasa “orang tidak akan terantuk batu yang sama,” tidak berlaku di sini. Mereka malah bisa tersandung batu yang sama persis, ratusan kali. Lalu, tertutupkah pintu penyembuhan? Tidak! Pintu itu terbuka, tepatnya mulai terbuka, ketika rasa sakit akibat perilakunya itu jauh lebih besar daripada rasa sakit jika mereka harus berubah. Jika mereka mengalami situasi yang sangat sulit, jauh lebih sulit daripada jika mereka musti menjalani proses penyembuhan.

Sembuh dari Kecanduan


Banyak pakar mengatakan bahwa para pecandu cinta tidak mampu menjalani kehidupannya jika tidak terus menerus mencari pasangan romantis dan seksual, dalam situasi seperti apa pun, dan dengan beragam pengalaman. Padahal, strategi yang sama ini juga bisa mereka pakai untuk menemukan hubungan yang stabil dan sehat.


Seorang wanita pecandu cinta menyatakan, “Setiap kali aku pergi ke suatu pertemuan, perjamuan atau pesta, aku selalu bertanya-tanya, ‘apakah kali ini ada seorang lelaki yang mau berkencan denganku?’ Dan aku selalu berpakaian dan berias sedemikian rupa agar laki-laki tertarik kepadaku.” Apakah melalui busana seronok, tingkah polah yang menggoda, atau kata-kata rayuan, para pecandu cinta ini selalu berburu dan mencari orang yang bisa memberinya perhatian istimewa, menghadiahinya dengan gairah kuat, dan menyelimutinya dengan ketegangan atau perasaan yang menggebu-gebu. Oleh karena itu, satu bagian penting dari proses penyembuhan kecanduan cinta adalah mengenali metoda-metoda yang dipakai untuk menarik dan memanipulasi orang lain ini.
Dengan penuh kesadaran, para pecandu cinta ini musti menyingkirkan teknik-teknik manipulatif tersebut. Mereka juga membutuhkan dukungan dari teman-teman, keluarga dan pasangannya. Kalau perlu, mereka juga musti menjalani seluruh tahapan terapi. Dengan begitu mereka akan belajar mengenai nilai sejati manusia, mengurangi kebutuhan mereka akan perhatian dangkal berselimutkan seks.

Masa tenang alias puasa
Agar penyembuhan total bisa terjadi, juga diperlukan batasan tegas mengenai “masa tenang.” Bagi pemabuk atau pecandu obat terlarang, batasan ini sangat sederhana – berapa lama mereka tidak minum alkohol atau obat. Misalnya, “Aku berhenti menyuntik pada 17 Agustus 2004, jadi aku sudah menjalani masa tenang lebih dari tiga bulan.”
Akan tetapi, bagi pecandu cinta, masa tenang lebih sulit ditetapkan. Tidak seperti puasa dari obat-obatan atau alkohol, pecandu cinta atau seks tidak bisa dilarang sama sekali melakukan hubungan seks atau romantis. Yang mungkin dilakukan adalah puasa dalam jangka waktu tertentu, agar mereka bisa memperoleh perspektif pribadi atau bisa mengatasi satu persoalan tertentu.
Karena itu, masa tenang seks atau cinta, seringkali didefinisikan sebagai satu kontrak antara pecandu cinta ini dengan terapisnya. Bahwa mereka musti menjalani semua tahap terapi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Bagian dari terapi itu, mereka harus berpuasa seks atau hubungan romantis selama beberapa minggu atau bulan, misalnya. Kontrak masa tenang ini paling baik dilakukan secara tertulis, semacam surat perjanjian atau surat
Sebagai contoh, “Tidak boleh melakukan hubungan seks apa pun selain dengan istri/suami.” Atau, “tidak boleh melakukan hubungan seks jika masa pacaran belum 30 hari.”
Masa tenang juga bisa ditentukan sebagai berpuasa dari semua jenis kegiatan romantis atau seksual yang bisa membuatnya merasa malu, memaksanya untuk merahasiakan hubungan seks/romantis itu, melanggar undang-undang, atau menyalahgunakan orang lain. Definisi khusus yang bersifat pribadi ini bisa diubah-ubah lagi, sesuai dengan perkembangan pemahaman penderita akan penyakitnya.
Contoh dari batasan pribadi yang bisa diubah-ubah ini misalnya, “Aku puasa sepanjang aku tidak kencan dengan orang yang sudah menikah atau diikat oleh komitmen lainnya.” Pada tahap berikutnya, batasan itu menjadi “Aku tidak akan memperkenalkan diri kepada orang yang tidak komunikatif, yang tidak peka pada perasaanku, yang suka memanfaatkan diriku belaka.” Bisa juga membatasi diri seperti “Aku puasa sepanjang aku tidak menggoda dan merayu orang yang tidak kukenal.” Atau, “Aku tidak akan mengadakan hubungan romantis dan seks dengan orang yang sama sekali tidak kukenal.” Contoh lain pembatasan diri ini bisa juga seperti “Aku tidak akan berhubungan seks atau romantis jika belum mengenal orang itu paling tidak selama 90 hari.”
Mengubah batasan itu tidak boleh dilakukan sembarangan atau sekehendak sendiri. Perubahan batasan itu musti didiskusikan secara mendalam dengan terapis atau sepengetahuan orang lain yang tidak sama-sama menderita kecanduan.

wasiat. Di dalam kontrak itu disebutkan perilaku konkrit apa saja yang tidak boleh dilakukan pecandu selama menjalani masa tenang.


Memelihara fokus pada tujuan
Mengapa rencana penyembuhan musti dibikin tertulis? Mengapa puasa seks atau hubungan romantis musti diberi batasan yang sangat jelas? Agar pecandu terus menerus diingatkan; semacam alarm yang berdering terus menerus. Apalagi dalam situasi yang sangat sulit. Maklum, salah satu ciri kecanduan cinta adalah sulit mempertahankan fokus pada tujuan, nilai-nilai dan kepercayaan pribadi; terutama ketika menghadapi situasi-situasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan, gairah dan rangsangan.
Pada situasi seperti itu, para pecandu sering lupa pada permohonannya untuk “dipercaya sekali lagi,” lupa pada janjinya untuk “menjadi baik.” Mereka malah mencoba melompat jendela, melarikan diri dari janji-janjinya.
Tanpa batasan yang ditetapkan dengan sangat tegas, para pecandu cinta ini mudah memutuskan “sesaat” apa yang dianggapnya terbaik untuk saat itu. Sayangnya, keputusan-keputusan “sesaat” itu seringkali tidak bisa membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuannya jangka panjang. Karena itu, rencana yang tertulis jelas akan membantu pecandu untuk fokus pada proses penyembuhan, tak peduli situasi apa pun yang tengah dihadapinya atau motif sesaat yang berkecamuk di hatinya.
Kalau para pecandu cinta ini sudah sembuh, mereka akan menemukan diri mereka sebagai manusia baru. Waktu yang tadinya mereka pakai untuk “berburu” kini dipakai untuk bekerja atau terlibat aktivitas keluarga. Kreativitas yang semula digunakan untuk menggoda atau merayu orang asing, sekarang ditumpahkan untuk hobby, merawat diri dan hubungan yang sehat.
Citra diri baru ini memungkinkan mereka untuk memiliki pemahaman yang lebih jernih terhadap hubungan yang sehat. Apabila eks pecandu cinta ini seorang bujangan, begitu harga diri dan pemahaman dirinya tumbuh, maka pilihannya akan pasangan kencan atau romantisnya jauh membaik. Mereka tidak lagi asal comot. Tidak semua orang yang mau memberinya perhatian otomatis diajak naik ke ranjang. Mereka mulai mengembangkan beberapa kriteria yang tegas (bahkan tertulis) orang seperti apa yang bisa berkencan dan menjalin hubungan jangka panjang dengannya.
Sementara, bagi eks pecandu cinta yang sudah menikah, kesembuhannya ditandai dengan pemahaman diri yang makin dalam. Ia mengerti kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya di dalam suatu hubungan perkawinan. Semua itu mendorongnya untuk mempertinggi keintiman di dalam perkawinannya sendiri.
Harapan dan kejujuran pelahan-lahan menggantikan rasa sepi dan keputusasaan. Proses penyembuhan ini membuatnya makin matang
. Mereka menyadari bahwa pilihan-pilihan romantis itu berada di dalam dirinya sendiri, bukan di luar. Suatu kesadaran yang sebelumnya sama sekali tidak diketahuinya.


Bagaimana jika pasangan Anda adalah seorang pecandu seks?

Jika pasangan Anda adalah seorang pecandu seksual, Andalah yang berperan sangat menentukan demi kesembuhannya. Tak akan ada yang bisa 'sembuh' dari kecanduan ini dengan sendirinya, jika mereka tak mau mengakui bahwa mereka memiliki masalah tersebut dan dengan sadar ingin segera merubahnya.
Ingatlah, menjadi pasangan bagi para pecandu seks sangatlah 'menyiksa' dan 'membingungkan'. Jadi, jika Anda tak bisa mengatasinya seorang diri, carilah orang yang ahli di bidang itu dan meminta bantuannya. Jadi, marilah kita mulai gaya hidup seksual kita senormal dan sesehat mungkin, serta meningkatkan sisi keimanan kita, dari sekarang! Kalau bukan sekarang.


dikutip dan diambil dari http://themiraclesoflove.blogspot.com dan http://www.kapanlagi.com
sumber lain yang relevan dan sesuai
http://keken.blogspot.com

http://www.kapanlagi.com


1 comment:

infogue said...

Artikel anda:

http://18-thn.infogue.com/
http://18-thn.infogue.com/kecanduan_seksual

promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!